Kongregasi FAdM berkarya dalam bidang pendidikan di keuskupan Atambua.
Wawancara dua siswi SMPK DON BOSCO Atambua:
Catrine e Yosefa adalah murid dari sr. Selestina FAdM.
Nama saya Catrine, 12 tahun. Saya tinggal di Atambua, Pasar Baru.
Nama saya: Yosefa, 14 tahun. Saya tinggal di Atambua, Lolowa
Secara umum, bagaimana caramu untuk menjalani hidupmu saat ini?
Catrine: Untuk saat ini, saya jalani hidup dengan lebih santai, karena menurut saya, hidup saya Tuhan sudah tentukan sebelum saya lahir. Jadi saya yakin ke depannya juga sudah dipersiapkan.
Yosefa: Untuk sekarang, saya hanya menikmati hidup saya dan tidak memikirkan apa-apa karena saya tahu Tuhan selalu bersama saya.
Kesulitan apa saja yang kamu alami dan kamu lihat di sekitarmu saat ini?
Catrine: Kesulitan yang saya alami mungkin banyak dalam bidang pendidikan, pertemanan, kekeluargaan, pasti punya kesulitan karena tidak semua orang yang berada di sekitar saya, mereka suka dengan saya. Kadang seperti kalau saya berprestasi, ada yang datang dan bilang kalau: “oh ini dia cuman so pintar atau segala macam”. Itu bukan hal baru dan sering ada kakak- kakak kelas yang omong begitu. Itu sudah menjadi hal biasa.
Yosefa: Menurut saya adalah pandangan orang-orang kepada saya, karena saya sendiri, terlalu memikirikan perkataan orang orang yang terkadang mengganggu hati saya.
Peluang atau bantuan apa saja yang kamu temui saat ini?
Catrine: Peluang dan bantuan atau support system terbaik yang saya dapat saat ini, sudah pasti dari teman, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah. Mereka bisa menjadi suport system terbaik di saat saya ada susah atau segala macam kesulitan, pasti yang saya dahulukan adalah cerita ke mereka dan pasti akan dapat jalan keluarnya.
Yosefa: Saya mendapat banyak bantuan dari Keluarga yang selalu mendukung saya, teman- teman, guru – guru dan tentu saja Tuhan karena ketika saya berdoa pada Tuhan saya merasa saya diberi kekuatan.
Apa rencana dan impian kamu untuk masa depan?
Catrine: Saya tidak merencanakan yang muluk-muluk, saya cuman mau sekiranya dengan prestasi saya yang sekarang kedepannya saya bisa membanggakan orangtua saya dan bisa menjadi pribadi yang berguna.
Apa peran “IMAN” dalam hidup anda?
Catrine: Iman membantu saya dalam perjalanan hidup karena menurut saya dengan iman yang besar saya dapat menerima segala hal yang ada disekitar saya entah itu hal positif atau negatif. Tapi dengan iman pasti saya mampu untuk melewati dan menjalani semuanya. Iman itu kunci dari segalanya.
Yosefa: Iman membantu saya untuk tetap kuat dan tetap bisa menghadapi apa yang menurut saya sulit untuk dihadapi. Iman membuat saya percaya bahwa setelah kesusahan yang saya hadapi pasti saya bisa mendapat kebaikan dari semua yang saya alami.
Bagaiamana pendapatmu tentang kehadiran seorang suster sebagai guru di sekolahmu?
Catrine: Kehadiran suster sebagai guru di sekolah sangat membantu, karena ia dapat membantu mengembangkan iman. Dengan suster lebih seru terutama dalam meminta pendapat, saran dan nasihat, saya merasa lebih nyaman.
Yosefa: Saya tidak dapat mata pelajaran bersama seorang suster, tapi menurut saya dengan adanya suster- suster bisa membantu kami dalam membangun iman kami menjadi lebih kuat.
Saran apa yang ingin kamu berikan kepada sekolahmu agar menjadi lebih baik lagi?
Catrine: Saran untuk sekolah mungkin tidak terlalu banyak, tapi saya mau ke depannya SMPK don Bosco Berkembang dalam mutu, meningkatkan prestasi dan kiranya lingkungan sekolah lebih terjaga agar lebih fresh dalam belajar.
Yosefa: Saya tidak punya saran yang terlalu spesifik. Saya hanya berharap guru-guru bisa lebih mengembangkan diri agar bisa mendidik kami dengan baik.
Menurut kamu sebagai seorang remaja perempuan, kontribusi apa yang dapat kamu berikan kepada masyarakat?
Catrine: Kontribusi yang saya dapat berikan untuk masyarakat, mungkin yang saya pikirkan adalah sebagai anak perempuan, saya harus membawakan dampak positif untuk masyarakat dengan berpakaian yang lebih sopan, dengan memberi prestasi untuk dapat memotifasi orang orang di luar sana.
Yosefa: Seperti yang di katakan pak polisi waktu itu, bahwa “kita tidak boleh memancing” jadi mungkin saya lebih menjaga pakaian dan tutur kata sebagai seorang perempuan.